SUMBER – SUMBER TEORI
KONSELING 2
PSIKOLOGI EGO
a. Alfred
Adler
Memperbaiki teori psikoanalitik klasik yaitu mencari
akar perkembangan dan konflik personal di lingkup social daripada proses
psikologinya, dia berpendapat bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk social
dan motivasi utamanya berdasarkan interaksi sosial. Adler melihat motivasi utama manusia adalah untuk
mengusahakan superioritas atau kesempurnaan. Dia percaya bahwa usaha untuk
mencapai kesempurnaan itu diaplikasikan
dalam setiap kehidupan manusia, tapi memiliki bentuk dan pola yang berbeda-beda
dalam tiap kehidupan individu. Cara dasar untuk mengusahakan superioritas di
ubah dalam suatu bentuk tingkah laku yang disebut Adler dengan gaya hidup
individualitas. Gaya hidup adalah sebuah konstruksi global yang digunakan untuk
memahami dan menjelaskan tingkah laku manusia. Setiap orang memiliki gaya
hidupnya masing-masing yang unik. Adler pada dasarnya optimis dan mendukung
manusia serta keadaannya. Dia melihat manusia sebagai bentuk umum dari keterlibatan
social dan bertanggung jawab secara social terhadap potensi kerjasama (
hubungan sosial ) dalam penyelesaian masalah dan suatu hubungan. Tingkah laku
manusia dipandang sebagai sesuatu yang rasional
dan dapat dimengerti dalam suatu kerangka gaya hidupnya yang unik. Seseorang
bisa mengusahakan kesempurnaan dan superioritas melalui keahlian atletik, daya
tarik lawan jenis, pencapaian akademik lain. Semua perjuangan ini dapat
disalurkan kedalam kepuasan personal dan juga produktivitas sosial. Ketika tingkah
laku seseorang merugikan dirinya sendiri maupun orang lain hal ini disebabkan
karena ketidak sempurnaan pemahaman diri sendiri maupun lingkungannya,ini
terjadi karena dorongan buruk yang masuk ke dalam dirinya.
b. Karen
Horny
mengembangkan pendekatan psikososial lain yang
membentuk kepribadian berdasarkan psikoanalisis. Horny mencari pemahaman
tingkah laku dalam konstruksi harapan yang membentuk hubungan sosial. Dia
mengambil contoh dengan melihat perkembangan anak yang terasingkan dan ketidak
berdayaan dalam sebuah dunia yang tidak bersahabat dan kacau. Anak-anak masih
kecil dan relatif tidak berdaya dalam dunia yang kompetitif, orang dewasa yang
mendominasi dan memiliki kemampuan untuk mengalahkan. Untuk menghadapi perasaan
yang muncul dalam perjuangan yang tidak adil ini anak-anak harus mengembangkan
beberapa strategi, dia mungkin bisa bergerak maju dan patuh, saling percaya dan
saling menyayangi serta mendukung satu dengan yang lain. Di sisi lain dia bisa
saja bergerak menjauh dan menjadi mandiri, mengasingkan diri dan bersifat
individual. Pada akhirnya, dia bisa bergerak melawan masyarakat dan menjadi
tidak bersahabat, agresif dan menguasai. Semua strategi digunakan bahkan cara yang kaku dan salah
dalam menguasai dan merusak dengan cara-cara irasional ( neurotic ). Perbedaan
diantara neurotic dan tingkah laku efektif adalah perbedaan dalam mengendalikan
dan keleluasaan yang diterapkan dalam situasi tertentu. Ketika seseorang sadar terhadap
strategi yang mungkin dilakukan dan bisa menganalisa situasi dengan tepat ( dengan kata lain tanggap ) dia bisa
berperilaku secara efektif. Orang-orang yang tidak efektif secara tidak sadar
akan menuju pada kekacauan yang relative tidak peduli pada tingkah lakunya
sekarang, memiliki beberapa pilihan dan memilih ulang strategi untuk kegunaan yang
berlebihan dan tidak tepat.
c. Erich Fromm
adalah orang yang mengemukakan teori neoanalitik yang
focus terhadap interaksi sosial sebagai komposisi utama dalam pengembangan
kepribadian. Dia mendasarkan pendekatannya melalui studi terhadap kebutuhan
dasar manusia secara social. Kebutuhan ini membendung eksistensi pria dan
wanita sebagai makhluk social yaitu
- kebutuhan untuk berhubungan
- kebutuhan
untuk berkreativitas
- kebutuhan
untuk memiliki
- kebutuhan
untuk identitas
- kebutuhan
untuk berpikir dan berpendapat.
Ketika orang-orang tidak dapat memenuhi kebutuhan
dasar masyarakat mereka menjadi terasing dan individual. Jika mereka ditolak
keberadaannya atau tidak memiliki hubungan yang baik maka mereka akan saling
membenci. Solusinya adalah dengan memahami cara memenuhi kebutuhan mereka di dalam
suatu aturan dan kesempatan yang diberikan masyarakat. Ini sama halnya
memberikan kesempatan mereka untuk tumbuh dan membantu mereka untuk memenuhi kebutuhannya
dengan cara yang positif dan konstruktif.
d. Harry Stack Sullivan
adalah pengemuka teori kepribadian lain yang membawa
pandangan psikososial lebih jauh. Dia melihat kepribadian pada dasarnya adalah
seperangkat strategi interpersonal yang digunakan individu untuk berinteraksi
dengan yang lain. Perkembangan
kepribadian adalah suatu proses untuk belajar memenuhi kebutuhan dan mengurangi
ketegangan didalam suatu jaringan dari hubungan interpersonal yang signifikan.
IMPLIKASI
KONSELING DALAM MODEL KOGNITIF
Pada dasarnya model kognitif
konseling berdasarkan pada pandangan bahwa sumber daya terbesar manusia tumbuh
dan berkembang secara efektif yang terletak pada kemampuan mereka untuk
berfikir secara rasional dan analitikal tentang mereka sendiri dan dunianya.
Fungsi pemecahan masalah yang rasional ini di istilahkan Freud sebagai fungsi
ego.Fungsi ego adalah sumber daya manusia yang paling mendasar. Model psikologi
dasar ini yaitu peka atau tanggap yang akan membawa pada pengendalian perilaku serta
pertumbuhan dan perkembangan.
Konselor berperan nyata sebagai guru yang membantu kliennya berpikir
secara sensitif, melalui kepekaan yang lebih terhadap dirinya dan lebih jelas,
melalui persepsi realita yang lebih akurat. Konselor membantu kliennya
menginterpretasikan kegiatan eksternal dan internal, merekonstruksikan
pengalamannya dimasa lalu dengan cara yang logis dan nyata serta menggunakan
perspektif barunya untuk menyelesaikan masalah. Konselor cenderung menuntun kliennya
mencari alternative cara untuk menyelesaikan masalahnya dengan peka terhadap perasaan
untuk memunculkan pandangan baru.
Konselor menjaga hubungan yang
dekat dan hangat dengan kliennya bukan untuk kepentingan pribadinya melainkan
untuk menciptakan suasana yang nyaman sehingga kliennya bisa menemukan penyebab
masalahnya, konselor membantu kliennya “ mencari sesuatu bersama” melalui aspek
emosional dan kognitif dalam hubungannya. Ada beberapa penekanan terhadap
faktor rasional dan kognitif daripada emosional. Tujuan utamanya bukan hanya
untuk memecahkan masalah praktis dengan cepat tetapi lebih memahami motiv dan
konflik dasar sehingga pertumbuhan psikologis dan fungsi-fungsi efektif akan
tercapai. Diharapkan pengetahuan yang dimiliki dapat ditempatkan di berbagai
sutuasi dan waktu.
Tingkat perspektif yang tinggi yang
digunakan konselor maupun dalam hubungan yang alami bisa membangkitkan materi-materi
yang berharga tapi kadang juga mengancam klien. keterbukaan atau dorongan untuk
berbicara bebas tentang perasaan atau kepedulian yang dalam, membuat komunikasi
materi yang bisa sangat penting. Melalui rasa empati yang besar dengan cara
menjadi pendengar yang aktif yang dilakukan konselor sebagai usahanya untuk
memahami dan menghubungkan informasi-informasi tentang klien dan membantu klien
memperbaiki gambaran yang layak tentang dirinya.
APLIKASI TEORI KOGNITI
Kebanyakan konseling
Bimbingan karir pada hakikatnya bersifat kognitif. Namun sering kali
karakteristik atau faktor teori kepribadian didasarkan pada psikoanalitik atau neoanalitik.
Karakteristik dan faktor pendekatan kepribadian manusia memiliki posisi yang
bisa di deskresipkan individu dengan mengaskses karakteristik kepribadian yang
terbatas, pola kepentingan dan kemampuan atau ketrampilan. Merencanakan perkembangan
pendidikan dan kejuruan yang mencakup pemahaman seseorang tentang pola
karakteristik kepentingan dan kemampuan yang berhubungan dengan pihak-pihak
yang membutuhkan melalui suatu
persyaratan yang diatur oleh pemilik institusi pendidikan.
Proses konseling
mencakup akses dan aplikasi informasi
tentang aspirasi klien, kesempatan dan sumber daya sehingga dia bisa
merencanakan dengan cerdas. Kebanyakan informasi di dapat dari tes psikologis
ataupun langsung dari wawancara. Pendekatan konseling bermuatan kognitif
dikembangkan oleh Albert Ellis. Terapi rasional-Emotiv Sebagaimana Ellis
menyebutnya adalah sebuah pendekatan tingkah laku manusia yang menekankan bahwa
respon emosional banyak dikendalikan oleh arus kognitif atau proses pembentukan
ide. Dengan kata lain Ellise percaya bahwa ketidak bahagiaan atau respon
emosional yang menyakitkan tidak diproduksi secara langsung dari kondisi
lingkungan melainkan dari cara individu-individu berpikir tentang lingkungan
itu.
Dalam pandangan
ini rasa marah , frustasi , kesedihan, atau belas kasihan dipicu oleh
kalimat-kalimat yang disampaikan orang lain kepada diri mereka sendiri tentang
keadaannya. Kebanyakan kesedihan manusia disebabkan oleh “kalimat tidak waras”
atau kesalahan logika dari cara berpikir manusia. Sebagai contoh, Anak muda yang
ditolak pacarnya mungkin akan mengatakan kalimat berikut “Dia tidak menyukai
aku…aku tidak berharga, tidak menarik, orang yang menyedihkan, hidupku
susah.” Kalimat tersebut memicu respon
emosional yang merendahkan dirinya (negative).
Perlakuan dalam
terapi rasional emotive terdiri dari berbagai macam cara untuk mendidik klien
berpikir lebih jernih dan rasional dan untuk bertindak berdasarkan cara
berpikir yang rasional daripada cara berpikir sebelumnya yang membingungkan dan
tidak logis. Terapi emosional emotive adalah kelanjutan yang paling penting dari
pandangan kognitif konseling.
MODEL BEHAVIORAL
Model Behavioral konseling adalah
sesuatu yang memiliki cakupan luas yang berlawanan secara langsung dengan teori
yang telah di jelaskan diatas. Teori ini membahas suatu eksperimen dilihat dari
aplikasi psikologis. Dimulai pada tahun 1920-an, psikologi scientific telah
dipengaruhi secara ekstrim oleh metode atau cara pandang yang disebut
behaviorism. Singkatnya behaviorism adalah pandangan bahwa psikologi adalah
ilmu pengetahuan yang berhadapan sangat ekslusif dalam observabels-yaitu data
yang didasarkan pada sesuatu yang tampak dan secara langsung yang dapat diamati
atau perilaku.
Pandangan ini unggul pada bagian –
bagian khusus tentang psikokologis behavioral yang sangat mempedulikan
pembelajaran yang memiliki hubungan respon stimulus. Dengan kata lain psikolog
mempelajari respon yang bisa diamati atau pergerakan organisme yang secara
langsung terhubung dengan stimulus yang spesifik di lingkungan itu.
Dalam pandangan teori psikologis
yang menemukan konstruksi system pandangan yang rumit untuk menjelaskan apa
yang ada di dalam organisme (seperti kerangka Freud tentang id,ego,super ego). Keluar
dari laboratorium behavioral psikolog dari masa lalu telah mendatangkan reset
dengan jumlah yang sangat banyak dengan manusia dan subyek infra manusia. Salah
satu pelopor pergerakan ini adalah B.F. Skinner. Skinner dan rekan-rekannya mengadakan
riset yang telah mengembangkan sebuah system dan bahasa untuk mempelajari
tingkah laku yang disebut analisis eksperimental perilaku.
PENDEKATAN SKINNERIAN
Skinner dan sistemnya masih
memiliki banyak kontroversi. Dampaknya terhadap psikologi dan pemikiran manusia
lainnya tidak dapat di hindarkan dan dia tidak diragukan lagi menjadi penerus Freud
sebagai salah satu contributor yang besar bagi cara manusia berpikir tentang
dirinya di dunia.
Singkatnya pembelajaran Skinnerian
atau Operant Conditioning adalah sebuah pendekatan psikologi yang menggunakan
stimulus dan respon untuk mempelajari perilaku yang tampak dibawah kondisi yang
terkendali. Pendekatan ini tidak menggunakan kerangka yang rumit untuk
menjelaskan atau menyimpulkan apa yang terjadi di dalam organisme. Ini berfokus
pada kondisi stimulus yang terjadi di dalam organisme dan respon atau
pergerakan yang dikeluarkan organisme melalui adanya stimulus tersebut.
REINFORSMENT
(PENGUATAN)
Dari pendekatan
ini secara empiris telah diketahui bahwa stimuli tertentu yang mengikuti respon
khusus akan meningkatkan kemungkinan terjadinnya respon itu secara signifikan.
Stimuli ini disebut reinforcers (penguat), penguat pada umumnya mengurangi
tekat atau memproduksi kesenangan stimuli contoh: makanan,air,atau dorongan
sexual. Mereka bisa juga menjadi penguat negative yang menggeser stimulus yang
tidak menyenangkan. Penguat bisa termasuk interaksi sosial seperti pujian atau
dorongan atau pengakuan. Sekali respon ini dipasangkan dengan stimulus penguat
disebut “respon terkondisi”.
Psikologi
behavioral telah berhasil, namun untuk mengembangkan metodelogi kuat yang
relative sederhana dengan pembelajaran mengenai sesuatu diakui sebagai efek
yang sangat dahsyat terhadap efek dari penghargaan dan hukuman. Skinner secara
khusus memfokuskan perhatiaanya kepada kekuatan dari penguatan positif untuk
mengontrol perilaku dan telah menunjukan konsekwensi yang tidak efektif dan
merusak dari penggunaan stimulus yang terbalik atau hukuman dalam mengontrol
perilaku dikebanyakan sifat tidak terpuji kita.
Reset telah
menunjukan bahwa frekwensi dari respon banyak ditentukan oleh waktu munculnya
stimulus penguat. Sebagai contoh ketika penguat dimunculkan dalam waktu acak,
organisme melanjutkan merespon pada tingkat yang tinggi selama periode waktu
yang relative lama setelah terakhir munculnya penguat kemudian menghasilkan
sebuah pola perilaku yang tahan terhadap kepunahan. Kepunahan adalah sebuah
istilah untuk menggambarkan terjadinya kerusakan dari hubungan antara stimulus
dan respon ketika respon terkondisi sedang diproduksi secara berulang-ulang
dari organisme tanpa adanya penguatan.
Percobaan secara
besar-besaran dengan subyek hewan telah menghasilkan pengetahuan yang
signifikan tentang efek dari prosedur operant conditioning. Tidak mengejutkan
bahwa beberapa tahun terakhir ditemukan lonjakan yang hebat dari penggunaan
teknik penguatan dengan manusia di situasi praktis dengan jangka yang luas.
Metodologi dalam analisis eksperimen perilaku memiliki keuntungan yang paling
pentinga adalah tekhnik “modivikasi tngkagh laku” memaksa konselor atau guru
untuk menjelaskan secara spesifik perubahan tingkah laku apa yang mereka
lakukan.
IMPLIKASI KONSELING
DARI MODEL BEHAVIORAL
Konselor harus mendefinisikan tingkah
laku dengan hati-hati, tingkah laku yang berorientasi pada tujuan untuk diri
sendiri dan orang lain. Dia tidak bisa menghadapi dalam tujuan yang samar-samar
dan ambisius seperti aktualisasi diri atau kekuatan ego atau peningkatan
fungsi. Dia harus mendefinisikan kelas-kelas respon yang bisa diamati
dimana prosedur penguatan dan
“pembentukan” bisa diaplikasikan.
Konselor harus berpikir sangat
hati-hati tentang tujuannya sebelum melakukan campur tangan. Menentukan tujuan tingkah
laku mungkin sulit dan kadang memiliki keterbatasan dibeberapa situasi.
Model behavioral membutuhkan
pemeriksaan yang hati-hati terhadap lingkungan klien untuk mengidentifikasi dan
meletakkan stimuli yang akan dikuatkan. Penguat yang efektif digunakan untuk
mengubah tungkah laku klien menjadi lebih baik. Konselor behavioral cukup
peduli untuk berhubungan hangat, empati dan cara-cara yang baik terhadap klien.
Melalui sebuah hubungan tentu saja konselor bisa menjadi seorang penguat social
untuk klien melalui hubungan seperti ini konselor bisa mengetahui kliennya
dengan baik untuk mengidentifikasikan faktor penguat yang cocok, disisi lain
perubah tingkah laku yang tidak menggunakan kepekaan dan kooperativ dari
kliennya kapanpun dan dimanapun mungkin akan tidak menjadi efisien.
Dalam beberapa kondisi konseling
behavioral klien bisa mengurus penguatnya sendiri, sebagai contoh seorang
mahsiswa yang menjanjikan dirinya sendiri
bila telah menyelesaikan tugasnya akan menjadwalkan kencan dengan
pacarnya, atau orang yang sedang diet menjanjikan dirinya pantangan dari makan
roti dan kentang akan diganti dengan membeli pakaian baru. Untuk bagian yang
paling penting konseling behavioral membantu klien untuk menjelaskan secara
spesifik sekelompok tingkah laku yang berorientasi pada tujuan untuk dirinya.
CLASSICAL CONDITIONING
Analisis Skinner tentang tingkah laku berurusan
dengan respon secara utama yang disebut operant. Secara umum respon yang
bereaksi dengan lingkungan secara langsung. Pola komunikasi baik verbal maupun
non verbal adalah operant yang membangkitkan reaksi dari orang-orang yang
menerima komunikasi.
Pavlove memperhatikan respon yang
memiliki karakter berbeda-beda. Kebanyakan perilaku responden terpicu secara
langsung oleh stimuli di lingkungan. Respon emosional adalah jenisnya. Seorang
pejalan kaki yang hampir saja ditabrak oleh truk yang berkecepatan tinggi
mengalami respon ketakutan yang kuat, nafasnya, detak jantung, keringat,
kontraksi perut dll secara cepat akan berpengaruh. Povlove dan pengikutnya
telah menemukan bahwa respon “otot rata” dikontrol oleh pembelajaran. Percobaan
bell-salivation yang tekenal dengan anjingnya adalah contoh klasik disediakan
makanan, si anjing berliur makanan dan nada bell diberikan lagi dan anjing
kembali berliur. Nada bell diberikan sendiri, anjing berliur. Respond stimulus
yang berpasangan melelui pembelajaran baru ini telah diraih.
DESENSITIZATION
Perlakuan konseling yang utama
berasal dari pendekatan pembelajaran pendekatan klasik secara tidak langsung
adalah tekhnik desensitization Joseph Wolpe. Pendekatan ini sangat efektif
dalam menangani kecemasan dan reaksi phobia,meliputi penggunaan relaksasi dan
pembelajaran dengan orang lain. Secara singkat sebuah subjek yang misalnya
mengalami kecemasan yang berlebihan dalam situasi tes akademik dibantu untuk
rileks secara menyeluruh. Dia lalu diberikan tingkatan dari berbagai gambaran
produk kecemasan melingkupi perasaannya ketika tes pertama kali diumumkan untuk
minggu berikutnya melalui reaksinya semalam sebelum tes, sampai kecemasannya
saat membaca disoal pertama.Karena dia bisa memproses lebih jauh dan lebih jauh
melalui tingkatan itu tanpa mengalami tingkatan kecemasan yang mengganggu masa
rileksnya, dia sedang mengalami desensitis kepada stimuli penghasil kecemasan.
Terkadang dia bisa memasuki kembali situasi tes itu secara langsung tanpa
melumpuhkan pengalaman kecemasan sebelumnya. Dia dikatakan Desensitized.
Baik operant maupun pendekatan
pembelajaran klasik menawarkan sumber berharga untuk mendapatkan konselor yang
telah berkembang, pendekatan behavioral ini bisa digunakan dan dimasukan ke
dalam praktek pengembangan konselor dengan komitmen kepada nilai kebebasan dan
martabat manusia. Mereka bisa digunakan dengan penuh kepekaan dan konsentrasi
dari klien. Mereka tidak mengurangi pembentukan kehangatan, empati, hubungan
yang baik,dan efektif dalam hubunggan itu. Krumboltez dan Thoreson telah
mengaplikasikan prinsip operan ke berbagai situasi macam konseling dengan
istilah behavioral humanism untuk mendeskripsikan istilah itu.
DAFTAR PUSTAKA
Blochler, Donald H. 1974. Developmental Counseling Chapter V. USA: Jhon Wiley & Sons, inc
0 komentar:
Posting Komentar