Pages

Subscribe:

Selasa, 29 Mei 2012

SUMBER – SUMBER TEORI KONSELING 2


SUMBER – SUMBER TEORI KONSELING 2

PSIKOLOGI EGO
a.       Alfred Adler
Memperbaiki teori psikoanalitik klasik yaitu mencari akar perkembangan dan konflik personal di lingkup social daripada proses psikologinya, dia berpendapat bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk social dan motivasi utamanya berdasarkan interaksi sosial.  Adler melihat motivasi utama manusia adalah untuk mengusahakan superioritas atau kesempurnaan. Dia percaya bahwa usaha untuk mencapai kesempurnaan itu  diaplikasikan dalam setiap kehidupan manusia, tapi memiliki bentuk dan pola yang berbeda-beda dalam tiap kehidupan individu. Cara dasar untuk mengusahakan superioritas di ubah dalam suatu bentuk tingkah laku yang disebut Adler dengan gaya hidup individualitas. Gaya hidup adalah sebuah konstruksi global yang digunakan untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku manusia. Setiap orang memiliki gaya hidupnya masing-masing yang unik. Adler pada dasarnya optimis dan mendukung manusia serta keadaannya. Dia melihat manusia sebagai bentuk umum dari keterlibatan social dan bertanggung jawab secara social terhadap potensi kerjasama ( hubungan sosial ) dalam penyelesaian masalah dan suatu hubungan. Tingkah laku manusia dipandang sebagai sesuatu yang rasional  dan dapat dimengerti dalam suatu kerangka gaya hidupnya yang unik. Seseorang bisa mengusahakan kesempurnaan dan superioritas melalui keahlian atletik, daya tarik lawan jenis, pencapaian akademik lain. Semua perjuangan ini dapat disalurkan kedalam kepuasan personal dan juga produktivitas sosial. Ketika tingkah laku seseorang merugikan dirinya sendiri maupun orang lain hal ini disebabkan karena ketidak sempurnaan pemahaman diri sendiri maupun lingkungannya,ini terjadi karena dorongan buruk yang masuk ke dalam dirinya.
b.      Karen Horny
mengembangkan pendekatan psikososial lain yang membentuk kepribadian berdasarkan psikoanalisis. Horny mencari pemahaman tingkah laku dalam konstruksi harapan yang membentuk hubungan sosial. Dia mengambil contoh dengan melihat perkembangan anak yang terasingkan dan ketidak berdayaan dalam sebuah dunia yang tidak bersahabat dan kacau. Anak-anak masih kecil dan relatif tidak berdaya dalam dunia yang kompetitif, orang dewasa yang mendominasi dan memiliki kemampuan untuk mengalahkan. Untuk menghadapi perasaan yang muncul dalam perjuangan yang tidak adil ini anak-anak harus mengembangkan beberapa strategi, dia mungkin bisa bergerak maju dan patuh, saling percaya dan saling menyayangi serta mendukung satu dengan yang lain. Di sisi lain dia bisa saja bergerak menjauh dan menjadi mandiri, mengasingkan diri dan bersifat individual. Pada akhirnya, dia bisa bergerak melawan masyarakat dan menjadi tidak bersahabat, agresif dan menguasai. Semua strategi  digunakan bahkan cara yang kaku dan salah dalam menguasai dan merusak dengan cara-cara irasional ( neurotic ). Perbedaan diantara neurotic dan tingkah laku efektif adalah perbedaan dalam mengendalikan dan keleluasaan yang diterapkan dalam situasi tertentu. Ketika seseorang sadar terhadap strategi yang mungkin dilakukan dan bisa menganalisa situasi dengan tepat  ( dengan kata lain tanggap ) dia bisa berperilaku secara efektif. Orang-orang yang tidak efektif secara tidak sadar akan menuju pada kekacauan yang relative tidak peduli pada tingkah lakunya sekarang, memiliki beberapa pilihan dan memilih ulang strategi untuk kegunaan yang berlebihan dan tidak tepat.
c.        Erich Fromm
adalah orang yang mengemukakan teori neoanalitik yang focus terhadap interaksi sosial sebagai komposisi utama dalam pengembangan kepribadian. Dia mendasarkan pendekatannya melalui studi terhadap kebutuhan dasar manusia secara social. Kebutuhan ini membendung eksistensi pria dan wanita sebagai makhluk social yaitu
  1.  kebutuhan untuk berhubungan
  2. kebutuhan untuk berkreativitas
  3. kebutuhan untuk memiliki
  4. kebutuhan untuk identitas
  5. kebutuhan untuk berpikir dan berpendapat.
Ketika orang-orang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar masyarakat mereka menjadi terasing dan individual. Jika mereka ditolak keberadaannya atau tidak memiliki hubungan yang baik maka mereka akan saling membenci. Solusinya adalah dengan memahami cara memenuhi kebutuhan mereka di dalam suatu aturan dan kesempatan yang diberikan masyarakat. Ini sama halnya memberikan kesempatan mereka untuk tumbuh dan membantu mereka untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang positif dan konstruktif.
d.      Harry  Stack Sullivan
adalah pengemuka teori kepribadian lain yang membawa pandangan psikososial lebih jauh. Dia melihat kepribadian pada dasarnya adalah seperangkat strategi interpersonal yang digunakan individu untuk berinteraksi dengan yang lain.  Perkembangan kepribadian adalah suatu proses untuk belajar memenuhi kebutuhan dan mengurangi ketegangan didalam suatu jaringan dari hubungan interpersonal yang signifikan.

IMPLIKASI KONSELING DALAM MODEL KOGNITIF
Pada dasarnya model kognitif konseling berdasarkan pada pandangan bahwa sumber daya terbesar manusia tumbuh dan berkembang secara efektif yang terletak pada kemampuan mereka untuk berfikir secara rasional dan analitikal tentang mereka sendiri dan dunianya. Fungsi pemecahan masalah yang rasional ini di istilahkan Freud sebagai fungsi ego.Fungsi ego adalah sumber daya manusia yang paling mendasar. Model psikologi dasar ini yaitu peka atau tanggap yang akan membawa pada pengendalian perilaku serta pertumbuhan dan perkembangan.
    Konselor berperan nyata sebagai guru yang membantu kliennya berpikir secara sensitif, melalui kepekaan yang lebih terhadap dirinya dan lebih jelas, melalui persepsi realita yang lebih akurat. Konselor membantu kliennya menginterpretasikan kegiatan eksternal dan internal, merekonstruksikan pengalamannya dimasa lalu dengan cara yang logis dan nyata serta menggunakan perspektif barunya untuk menyelesaikan masalah. Konselor cenderung menuntun kliennya mencari alternative cara untuk menyelesaikan masalahnya dengan peka terhadap perasaan untuk memunculkan pandangan baru.
Konselor menjaga hubungan yang dekat dan hangat dengan kliennya bukan untuk kepentingan pribadinya melainkan untuk menciptakan suasana yang nyaman sehingga kliennya bisa menemukan penyebab masalahnya, konselor membantu kliennya “ mencari sesuatu bersama” melalui aspek emosional dan kognitif dalam hubungannya. Ada beberapa penekanan terhadap faktor rasional dan kognitif daripada emosional. Tujuan utamanya bukan hanya untuk memecahkan masalah praktis dengan cepat tetapi lebih memahami motiv dan konflik dasar sehingga pertumbuhan psikologis dan fungsi-fungsi efektif akan tercapai. Diharapkan pengetahuan yang dimiliki dapat ditempatkan di berbagai sutuasi dan waktu.
Tingkat perspektif yang tinggi yang digunakan konselor maupun dalam hubungan yang alami bisa membangkitkan materi-materi yang berharga tapi kadang juga mengancam klien. keterbukaan atau dorongan untuk berbicara bebas tentang perasaan atau kepedulian yang dalam, membuat komunikasi materi yang bisa sangat penting. Melalui rasa empati yang besar dengan cara menjadi pendengar yang aktif yang dilakukan konselor sebagai usahanya untuk memahami dan menghubungkan informasi-informasi tentang klien dan membantu klien memperbaiki gambaran yang layak tentang dirinya.

APLIKASI TEORI KOGNITI
Kebanyakan konseling Bimbingan karir pada hakikatnya bersifat kognitif. Namun sering kali karakteristik atau faktor teori kepribadian didasarkan  pada psikoanalitik atau neoanalitik. Karakteristik dan faktor pendekatan kepribadian manusia memiliki posisi yang bisa di deskresipkan individu dengan mengaskses karakteristik kepribadian yang terbatas, pola kepentingan dan kemampuan atau ketrampilan. Merencanakan perkembangan pendidikan dan kejuruan yang mencakup pemahaman seseorang tentang pola karakteristik kepentingan dan kemampuan yang berhubungan dengan pihak-pihak yang membutuhkan melalui  suatu persyaratan yang diatur oleh pemilik institusi pendidikan.
Proses konseling mencakup akses dan aplikasi  informasi tentang aspirasi klien, kesempatan dan sumber daya sehingga dia bisa merencanakan dengan cerdas. Kebanyakan informasi di dapat dari tes psikologis ataupun langsung dari wawancara. Pendekatan konseling bermuatan kognitif dikembangkan oleh Albert Ellis. Terapi rasional-Emotiv Sebagaimana Ellis menyebutnya adalah sebuah pendekatan tingkah laku manusia yang menekankan bahwa respon emosional banyak dikendalikan oleh arus kognitif atau proses pembentukan ide. Dengan kata lain Ellise percaya bahwa ketidak bahagiaan atau respon emosional yang menyakitkan tidak diproduksi secara langsung dari kondisi lingkungan melainkan dari cara individu-individu berpikir tentang lingkungan itu.
Dalam pandangan ini rasa marah , frustasi , kesedihan, atau belas kasihan dipicu oleh kalimat-kalimat yang disampaikan orang lain kepada diri mereka sendiri tentang keadaannya. Kebanyakan kesedihan manusia disebabkan oleh “kalimat tidak waras” atau kesalahan logika dari cara berpikir manusia. Sebagai contoh, Anak muda yang ditolak pacarnya mungkin akan mengatakan kalimat berikut “Dia tidak menyukai aku…aku tidak berharga, tidak menarik, orang yang menyedihkan, hidupku susah.”  Kalimat tersebut memicu respon emosional yang merendahkan dirinya (negative).
Perlakuan dalam terapi rasional emotive terdiri dari berbagai macam cara untuk mendidik klien berpikir lebih jernih dan rasional dan untuk bertindak berdasarkan cara berpikir yang rasional daripada cara berpikir sebelumnya yang membingungkan dan tidak logis. Terapi emosional emotive adalah kelanjutan yang paling penting dari pandangan kognitif konseling.



MODEL BEHAVIORAL
Model Behavioral konseling adalah sesuatu yang memiliki cakupan luas yang berlawanan secara langsung dengan teori yang telah di jelaskan diatas. Teori ini membahas suatu eksperimen dilihat dari aplikasi psikologis. Dimulai pada tahun 1920-an, psikologi scientific telah dipengaruhi secara ekstrim oleh metode atau cara pandang yang disebut behaviorism. Singkatnya behaviorism adalah pandangan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berhadapan sangat ekslusif dalam observabels-yaitu data yang didasarkan pada sesuatu yang tampak dan secara langsung yang dapat diamati atau perilaku.
Pandangan ini unggul pada bagian – bagian khusus tentang psikokologis behavioral yang sangat mempedulikan pembelajaran yang memiliki hubungan respon stimulus. Dengan kata lain psikolog mempelajari respon yang bisa diamati atau pergerakan organisme yang secara langsung terhubung dengan stimulus yang spesifik di lingkungan itu.
Dalam pandangan teori psikologis yang menemukan konstruksi system pandangan yang rumit untuk menjelaskan apa yang ada di dalam organisme (seperti kerangka Freud tentang id,ego,super ego). Keluar dari laboratorium behavioral psikolog dari masa lalu telah mendatangkan reset dengan jumlah yang sangat banyak dengan manusia dan subyek infra manusia. Salah satu pelopor pergerakan ini adalah B.F. Skinner. Skinner dan rekan-rekannya mengadakan riset yang telah mengembangkan sebuah system dan bahasa untuk mempelajari tingkah laku yang disebut analisis eksperimental perilaku.

PENDEKATAN SKINNERIAN
Skinner dan sistemnya masih memiliki banyak kontroversi. Dampaknya terhadap psikologi dan pemikiran manusia lainnya tidak dapat di hindarkan dan dia tidak diragukan lagi menjadi penerus Freud sebagai salah satu contributor yang besar bagi cara manusia berpikir tentang dirinya di dunia.
Singkatnya pembelajaran Skinnerian atau Operant Conditioning adalah sebuah pendekatan psikologi yang menggunakan stimulus dan respon untuk mempelajari perilaku yang tampak dibawah kondisi yang terkendali. Pendekatan ini tidak menggunakan kerangka yang rumit untuk menjelaskan atau menyimpulkan apa yang terjadi di dalam organisme. Ini berfokus pada kondisi stimulus yang terjadi di dalam organisme dan respon atau pergerakan yang dikeluarkan organisme melalui adanya stimulus tersebut.

REINFORSMENT (PENGUATAN)
Dari pendekatan ini secara empiris telah diketahui bahwa stimuli tertentu yang mengikuti respon khusus akan meningkatkan kemungkinan terjadinnya respon itu secara signifikan. Stimuli ini disebut reinforcers (penguat), penguat pada umumnya mengurangi tekat atau memproduksi kesenangan stimuli contoh: makanan,air,atau dorongan sexual. Mereka bisa juga menjadi penguat negative yang menggeser stimulus yang tidak menyenangkan. Penguat bisa termasuk interaksi sosial seperti pujian atau dorongan atau pengakuan. Sekali respon ini dipasangkan dengan stimulus penguat disebut “respon terkondisi”.
Psikologi behavioral telah berhasil, namun untuk mengembangkan metodelogi kuat yang relative sederhana dengan pembelajaran mengenai sesuatu diakui sebagai efek yang sangat dahsyat terhadap efek dari penghargaan dan hukuman. Skinner secara khusus memfokuskan perhatiaanya kepada kekuatan dari penguatan positif untuk mengontrol perilaku dan telah menunjukan konsekwensi yang tidak efektif dan merusak dari penggunaan stimulus yang terbalik atau hukuman dalam mengontrol perilaku dikebanyakan sifat tidak terpuji kita.
Reset telah menunjukan bahwa frekwensi dari respon banyak ditentukan oleh waktu munculnya stimulus penguat. Sebagai contoh ketika penguat dimunculkan dalam waktu acak, organisme melanjutkan merespon pada tingkat yang tinggi selama periode waktu yang relative lama setelah terakhir munculnya penguat kemudian menghasilkan sebuah pola perilaku yang tahan terhadap kepunahan. Kepunahan adalah sebuah istilah untuk menggambarkan terjadinya kerusakan dari hubungan antara stimulus dan respon ketika respon terkondisi sedang diproduksi secara berulang-ulang dari organisme tanpa adanya penguatan.
Percobaan secara besar-besaran dengan subyek hewan telah menghasilkan pengetahuan yang signifikan tentang efek dari prosedur operant conditioning. Tidak mengejutkan bahwa beberapa tahun terakhir ditemukan lonjakan yang hebat dari penggunaan teknik penguatan dengan manusia di situasi praktis dengan jangka yang luas. Metodologi dalam analisis eksperimen perilaku memiliki keuntungan yang paling pentinga adalah tekhnik “modivikasi tngkagh laku” memaksa konselor atau guru untuk menjelaskan secara spesifik perubahan tingkah laku apa yang mereka lakukan. 

IMPLIKASI KONSELING DARI MODEL BEHAVIORAL
Konselor harus mendefinisikan tingkah laku dengan hati-hati, tingkah laku yang berorientasi pada tujuan untuk diri sendiri dan orang lain. Dia tidak bisa menghadapi dalam tujuan yang samar-samar dan ambisius seperti aktualisasi diri atau kekuatan ego atau peningkatan fungsi. Dia harus mendefinisikan kelas-kelas respon yang bisa diamati dimana  prosedur penguatan dan “pembentukan” bisa diaplikasikan.
Konselor harus berpikir sangat hati-hati tentang tujuannya sebelum melakukan campur tangan. Menentukan tujuan tingkah laku mungkin sulit dan kadang memiliki keterbatasan dibeberapa situasi.
Model behavioral membutuhkan pemeriksaan yang hati-hati terhadap lingkungan klien untuk mengidentifikasi dan meletakkan stimuli yang akan dikuatkan. Penguat yang efektif digunakan untuk mengubah tungkah laku klien menjadi lebih baik. Konselor behavioral cukup peduli untuk berhubungan hangat, empati dan cara-cara yang baik terhadap klien. Melalui sebuah hubungan tentu saja konselor bisa menjadi seorang penguat social untuk klien melalui hubungan seperti ini konselor bisa mengetahui kliennya dengan baik untuk mengidentifikasikan faktor penguat yang cocok, disisi lain perubah tingkah laku yang tidak menggunakan kepekaan dan kooperativ dari kliennya kapanpun dan dimanapun mungkin akan tidak menjadi efisien.
Dalam beberapa kondisi konseling behavioral klien bisa mengurus penguatnya sendiri, sebagai contoh seorang mahsiswa yang menjanjikan dirinya sendiri  bila telah menyelesaikan tugasnya akan menjadwalkan kencan dengan pacarnya, atau orang yang sedang diet menjanjikan dirinya pantangan dari makan roti dan kentang akan diganti dengan membeli pakaian baru. Untuk bagian yang paling penting konseling behavioral membantu klien untuk menjelaskan secara spesifik sekelompok tingkah laku yang berorientasi pada tujuan untuk dirinya.

CLASSICAL CONDITIONING
 Analisis Skinner tentang tingkah laku berurusan dengan respon secara utama yang disebut operant. Secara umum respon yang bereaksi dengan lingkungan secara langsung. Pola komunikasi baik verbal maupun non verbal adalah operant yang membangkitkan reaksi dari orang-orang yang menerima komunikasi.
Pavlove memperhatikan respon yang memiliki karakter berbeda-beda. Kebanyakan perilaku responden terpicu secara langsung oleh stimuli di lingkungan. Respon emosional adalah jenisnya. Seorang pejalan kaki yang hampir saja ditabrak oleh truk yang berkecepatan tinggi mengalami respon ketakutan yang kuat, nafasnya, detak jantung, keringat, kontraksi perut dll secara cepat akan berpengaruh. Povlove dan pengikutnya telah menemukan bahwa respon “otot rata” dikontrol oleh pembelajaran. Percobaan bell-salivation yang tekenal dengan anjingnya adalah contoh klasik disediakan makanan, si anjing berliur makanan dan nada bell diberikan lagi dan anjing kembali berliur. Nada bell diberikan sendiri, anjing berliur. Respond stimulus yang berpasangan melelui pembelajaran baru ini telah diraih.

DESENSITIZATION
Perlakuan konseling yang utama berasal dari pendekatan pembelajaran pendekatan klasik secara tidak langsung adalah tekhnik desensitization Joseph Wolpe. Pendekatan ini sangat efektif dalam menangani kecemasan dan reaksi phobia,meliputi penggunaan relaksasi dan pembelajaran dengan orang lain. Secara singkat sebuah subjek yang misalnya mengalami kecemasan yang berlebihan dalam situasi tes akademik dibantu untuk rileks secara menyeluruh. Dia lalu diberikan tingkatan dari berbagai gambaran produk kecemasan melingkupi perasaannya ketika tes pertama kali diumumkan untuk minggu berikutnya melalui reaksinya semalam sebelum tes, sampai kecemasannya saat membaca disoal pertama.Karena dia bisa memproses lebih jauh dan lebih jauh melalui tingkatan itu tanpa mengalami tingkatan kecemasan yang mengganggu masa rileksnya, dia sedang mengalami desensitis kepada stimuli penghasil kecemasan. Terkadang dia bisa memasuki kembali situasi tes itu secara langsung tanpa melumpuhkan pengalaman kecemasan sebelumnya. Dia dikatakan Desensitized.
Baik operant maupun pendekatan pembelajaran klasik menawarkan sumber berharga untuk mendapatkan konselor yang telah berkembang, pendekatan behavioral ini bisa digunakan dan dimasukan ke dalam praktek pengembangan konselor dengan komitmen kepada nilai kebebasan dan martabat manusia. Mereka bisa digunakan dengan penuh kepekaan dan konsentrasi dari klien. Mereka tidak mengurangi pembentukan kehangatan, empati, hubungan yang baik,dan efektif dalam hubunggan itu. Krumboltez dan Thoreson telah mengaplikasikan prinsip operan ke berbagai situasi macam konseling dengan istilah behavioral humanism untuk mendeskripsikan istilah itu.


DAFTAR PUSTAKA

Blochler, Donald H. 1974. Developmental Counseling Chapter V. USA: Jhon Wiley     & Sons, inc

0 komentar:

Posting Komentar