BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan ini
kreativitas sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang
sangat berarti dalam proses kehidupan manusia.
Kreativitas manusia melahirkan pencipta besar yang mewarnai sejarah
kehidupan umat manusia dengan karya-karya spektakulernya. Seperti Bill Gate si raja
microsof, JK Rolling dengan novel Harry Poternya, Ary Ginanjar dengan ESQ (Emotional & Spiritual Question) ,
penulis Pramudia Anatatur dengan karya-karyanya yang tak lekang oleh waktu, penyanyi Kris Dayanti, Mely Guslow, Seniman
Titik Puspa, dll. Apa yang mereka ciptakan adalah karya orisinil yang luar biasa dan bermakna,
sehingga orang terkesan dan memburu karyanya.
Kreativitas tidak
hanya sekedar keberuntungan tetapi merupakan kerja keras yang disadari. Kegagalan bagi orang yang kreatif hanyalah
merupakan variabel pengganggu untuk
keberhasilan. Dia akan mencoba lagi, dan mencoba lagi hingga berhasil. Orang yang kreatif menggunakan pengetahuan
yang kita semua memilikinya dan membuat lompatan yang memungkinkan, mereka
memandang segala sesuatu dengan cara-cara yang baru. Gordon Dryden (2000: 185) dalam
buku Revolusi Cara Belajar mengatakan
bahwa ,” Suatu ide adalah kombinasi baru dari unsur-unsur lama. Tidak ada elemen baru. Yang ada hanyalah kombinasi-kombinasi baru.”
Orang kreatif yang
kami jadikan contoh dalam makalah ini adalah
Ary Ginanjar Agustian. Ia sukses
dengan bisnis ESQ-nya. Ia memiliki ide kreatif berawal dari apa yang ia
renungkan tentang teknologi digital yang muncul di era modern ini, setelah
ditemukan bilangan biner yaitu angka nol
dan satu sebagai system tranformasi. Sehingga
kehidupan manusia sepenuhnya ditunjang dengan perangkat canggih dan serba
digital. Menurut dia sangat ironis, ketika semua piranti penunjang segala aktivitas
manusia telah begitu canggih dan modern, ternyata mental manusia penggunanya
masih analog (baca: tertinggal).
Sehingga dapat dibayangkan banyak ketimpangan di sana-sini. Solusinya
sudah tentu dengan mengimbangi teknologi digital tersebut dengan manusia
digital.
Apakah manusia digital itu? Tentunya manusia yang
memiliki bilangan biner sebagai system tranformasi atas potensi spiritualnya,
yaitu yang berbasis pada angka nol dan satu.
Menurutnya apabila hal ini terwujud, maka akan lahir sebuah peradaban
manusia tertinggi yang memiliki kemampuan IPTEK DIGITAL dan IMTAK DIGITAL. Saat itulah generasi emas lahir di bumi.
Dari renungan itulah ia membuat
paradigma baru yang mensinergikan science, sufisme, dan psikologi modern secara
Qurani dalam satu kesatuan yang
terintegrasi. Ia membahas rasionalitas dunia melalui kacamata
spiritual. Selain buku-bukunya menjadi
best seller dalam waktu singkat, trainingnya juga sangat diminati, orang tidak
berpikir tentang harga yang harus mereka
bayar tetapi kepuasan dalam layanan dan makna yang meraka dapatkan dari
mengikuti kegiatan ESQ menjadi lebih penting.
Dapatkah manusia
menjadi kreatif? Tony Buzan (2003: xix)
dalam bukunya yang berjudul Head First
mengatakan bahwa,” Kreativitas dahulu dianggap sebagai ”anugrah yang ajaib”,
yang hanya dimiliki oleh segelintir orang.
Sekarang kita tahu bahwa kecerdasan merupakan anugrah ajaib yang
dimiliki semua orang. Menguraikan
kekuatan kecerdasan kreatif hanyalah masalah memahami bagaimana melakukannya.” Sebagai
manusia kita harus menyadari bahwa setiap manusia mempunyai potensi
untuk mengembangkan apa yang dianugrahkan kepadanya. Ary Ginanjar
(2002: 139) dalam bukunya ESQ mengatakan bahwa,” Dalam God Spot (titik
tuhan) bersemayam dorongan (drive) seperti mencipta, kreatif, inovatif,dll.
milik Tuhan. … Tetapi potensi-potensi dahsyat spiritual manusia itu sering kali
tertutup atau ter”cover”. Itulah yang
dimaksud tertutup atau terbelenggu, yakni ketika manusia menutupi dirinya
sendiri.
Meningkatkan kreativitas merupakan bagian integral dari
kebanyakan program untuk anak berbakat.
Jika kita tinjau program atau sasaran belajar siswa, kreativitas
biasanya disebut sebagai prioritas, kreativitas memungkinkan penemuan-penemuan
baru dalam bidang ilmu dan teknologi, serta dalam semua bidang usaha
manusia. Salah satu kendala konseptual
utama terhadap studi kreativitas adalah pengertian kreativitas sebagai sifat
yang diturunkan/ diwariskan oleh orang yang berbakat luar biasa atau genius. Kreativitas, disamping bermakna baik untuk
pengembangan diri maupun untuk pembangunan masyarakat juga merupakan salah satu
kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah
satu kebutuhan paling tinggi bagi manusia (Maslow, 1968).
Dalam GBHN 1993 dinyatakan bahwa pengembangan
kreativitas (daya cipta) hendaknya dimulai pada usia dini, yaitu dilingkungan
keluarga sebagai tempat pendidikan pertama dan dalam pendidikan pra
sekolah. Kreativitas perlu dipupuk,
dikembangkan dan ditingkatkan, disamping mengembangkan kecerdasan dan ciri-ciri
lain yang menunjang pembangunan.
Sebagai Negara berkembang Indonesia sangat membutuhkan
tenaga-tenaga kreatif yang mampu memberikan sumbangan bermakna kepada ilmu
pengetahuan, teknologi, dan kesenian, serta kepada kesejahteraan bangsa pada
umumnya. Sehubungan dengan ini
pendidikan hendaknya tertuju pada pengembangan kreativitas peserta didik agar
kelak dapat memenuhi kebutuhan pribadi, masyarakat, dan Negara.
Berdasarkan uraian di atas dalam makalah ini akan
dibahas mengenai pengertian kreativitas, kreativitas sebagai multi kecerdasan,
delapan kecerdasan Gardner, proses kreativitas, ciri-ciri kreativitas, dan
kiat-kiat menjadi kreatif.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kreativ
Sekarang hampir setiap orang mulai dari orang awam, pemimpin lembaga
pendidikan, manajer perusahaan sampai dengan pejabat pemerintah berbicara tentang pentingnya kreativitas
dikembangkan di sekolah, dituntut dalam pekerjaan, dan diperlukan untuk
pembangunan. Harus diakui bahwa memang
sukar untuk menentukan satu definisi yang operasional dari kreativitas, karena
kreativitas merupakan konsep yang majemuk dan multi dimensional. Apa yang dimaksud dengan kreativitas? Banyak buku yang membahas kreativitas,
kelompok kami akan menyampaikan beberapa pendapat para ahli tentang
kreativitas.
1. Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta
atau daya cipta. (K B B I)
2. Kreativitas adalah pengalaman
mengekpresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu
dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain. (Clark
Moustatis)
3. Kreativitas
merupakan kemampuan untuk memberi gagasan baru yang menerapkannya dalam
pemecahan masalah. (Conny R. Semiawan).
4. Kreativitas
adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi,
dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk
mengekpresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme (Rogers).
5. Definisi
Kreativitas 4 P (Product, Process, Press, Person)
a) Person
Ø Ditinjau dari aspek pribadi,
kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya.
Ø Faktor pribadi yang kreatif menurut
Roger (dalam Afifa, 2007) :
1) Keterbukaan kepada pengalaman,
2) Kemampuan untuk memberikan penilaian
secara internal sesuai dengan lokus pribadinya,
3) Kemampuan untuk secara spontan
bereksplorasi bermain dengan elemen-elemen dan konsep-konsep.
Ø Menurut Sternberg (dalam Afifa,
2007) seseorang yang kreatif adalah seorang yang dapat berpikir secara sintesis
artinya dapat melihat hubungan-hubungan di mana orang lain tidak mampu
melihatnya yang mempunyai kemampuan untuk menganalisis ide-idenya sendiri serta
mengevaluasi nilai ataupun kualitas karya pribadinya, mampu menterjemahkan
teori dan hal-hal yang abstrak ke dalam ide-ide praktis, sehingga individu
mampu meyakinkan orang lain mengenai ide-ide yang akan dikerjakannya.
Ø Kreativitas adalah suatu proses yang
menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam
suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock dalam Basuki, 2010).
Ø Proses kreatif adalah suatu produk
baru yang tumbuh dari keunikan individu di satu pihak, dan dari pengalaman
(Rogers dalam Basuki, 2010).
Ø Basuki (2010) kreativitas adalah
suatu proses upaya manusia atau bangsa untuk membangun dirinya dalam berbagai
aspek kehidupannya. Tujuan pembangunan diri itu ialah untuk menikmati kualitas
kehidupan yang semakin baik (Alvian dalam Basuki, 2010).
Ø Kreativitas adalah suatu proses yang
tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas dalam
berfiir (Munandar dalam Basuki, 2010).
Ø Basuki (2010) menjelaskan,
kreativitas merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil
interaksi individu, perasaan, sikap dan perilakunya yang dimulai dengan
kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru, dimana seorang individu
yang kreatif memiliki sifat yang mandiri, tidak merasa terikat pada nilai-nilai
dan norma-norma yang berlaku.
Ø Kreativitas merupakan sifat pribadi
seorang individu yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu
yang baru (Soemardjan dalam Basuki, 2010).
b) Press
Ø Ditinjau dari aspek pendorong
kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun eksternal
dari lingkungan.
Ø Kreativitas dapat terwujud dengan
adanya dorongan dari diri individu (intrinsic) dan lingkungan
(ekstrinsik).
Ø Csikszentmihalyi (dalam Afifa, 2007)
ada beberapa faktor yang mendorong tumbuhnya kreativitas yaitu:
Ø Predisposisi genetik (Genetic
predisposition)
Predisposisi genetik
atau genetic predisposition sebagai faktor pertama yang memberikan
peluang terhadap tumbuhnya kreativitas, seseorang yang mempunyai potensi
keterampilan kinestetik yang baik akan berpeluang menjadi penari, namun ia juga
harus mempunyai kepekaan terhadap nada dan suara untuk memahami musik yang
berkaitan erat dengan tari. Dengan memperoleh keberhasilan yang terus meningkat
menjadi lebih baik pada ranahnya masing-masing, minat seorang anak akan lebih
mendalam dan ingin mempelajari sesuatu yang diminatinya lebih jauh lagi.
Ø Akses terhadap ranah (Acces to a
domain)
Untuk memicu tumbuhnya
kreativitas menurut Csikszentmihalyi (dalam Afifa, 2007) diperlukan akses
terhadap ranah yang diminati, yang ditentukan juga oleh faktor keberuntungan.
Contohnya adalah bila anak dilahirkan dalam keluarga yang mendukung minatnya,
sekolah yang memberikan terhadap tumbuhnya berbagai aspek kecerdasan, adanya
pembimbing yang dapat mengarahkan minat dan bakatnya (sebagai motivator dan
fasilitator), serta adanya guru atau pelatih yang kompeten di bidangnya.
Ø Akses terhadap bidang (Acces to a
field)
Pengakuan terhadap
kreativitas seseorang penting bagi orang-orang yang sedang berkarya di
bidangnya. Karenanya ia perlu membina hubungan baik di lapangan dengan para
pakar dan orang yang relevan di bidangnya. Dalam hal ini sekolah perlu membantu
siswa yang menunjukkan minat dan bakat kreatifnya di bidang seni. Caranya
antara lain, membina hubungan dengan lembaga-lembaga terkait melalui
program-programnya. Seperti contohnya di Jakarta, dengan: Dewan Kesenian
Jakarta, Indonesian Dance Festival (di Institut Kesenian Jakarta), Gedung
Kesenian Jakarta dan lain-lain.
c) Process
Ø Ditinjau sebagai proses, menurut
Torrance (1988) kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya
masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai, dan menguji
dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya
menyaipaikan hasil-hasilnya.
Ø Munandar (2002) mengemukakan bahwa
untuk mengembangkan kreativitas anak ada beberapa cara yang dapat digunakan
antara lain memberi kesempatan untuk menyibukkan diri secara kreatif,
merangsang individu untuk melibatkan diri dalam berbagai kegiatan kreatif,
memberikan kebebasan kepada individu untuk mengekspresikan diri secara kreatif,
menghargai kreativitas individu, meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan
konstruktif yang diminati oleh individu.
Ø Wallace dalam bukunya The Art of
Thought (dalam Afifa, 2007) menjelaskan langkah-langkah atau tahapan dalam
proses kreativitas yang meliputi tahap persiapan, inkubasi, iluminasi dan
verifikasi.
d) Product
Ø Definisi produk kreativitas
menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas adalah sesuatu
yang baru, orisinil, dan bermakna.
Ø Mengenali bakat, ciri pribadi,
mendorong dengan motivasi, menyediakan waktu dan sarana prasarana, serta
mempertunjukkan hasil karya guna menggugah minat untuk berkreasi akan membuat
individu terpacu untuk kreatif (Munandar, 2002).
Ø Munandar (dalam Afifa, 2007)
menyatakan bahwa suatu karya cipta pada hakikatnya tidaklah baru sama sekali
tetapi merupakan pengembangan atau kombinasi baru berdasarkan data, informasi
atau unsurunsur yang sudah ada sebelumnya.
Ø Stein (dalam Basuki, 2010)
menyatakan bahwa suatu produk baru dapat disebut karya kreatif jika mendapatkan
pengakuan (penghargaan) oleh masyarakat pada waktu tertentu.
Dari beberapa uraian definisi di atas
dapat disimpulkan bahwa kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang
untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata,
baik dalam bentuk cirri-ciri aptitude maupun
non aptitude, baik dalam karya baru
maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif
berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Pengertian
kreativitas menunjukkan ada tiga tekanan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasikan,
memecahkan/ menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif
(Utami Munandar: 1992)
B. Kreativitas sebagai Multi Kecerdasan
Proses pemikiran untuk menyelesaikan masalah secara efektif
melibatkan otak kiri atau otak kanan .
Pemecahan masalah adalah kombinasi dari pemikiran logis dan
kreatif. Secara umum, otak kiri
memainkan peranan dalam pemrosesan logika, kata-kata, matematika, dan urutan –
yang disebut pembelajaran akademis. Otak kanan berurusan dengan irama, rima,
musik, gambar, dan imajinasi—yang disebut dengan aktivitas kreatif.
Bagan Proses Pimikiran Otak
Otak Kiri
|
Otak Kanan
|
§
Vertikal
§
Kritis
§
Strategis
§
Analistis
|
§
Lateral
§
Hasil
§
Kreatif
|
Keterangan:
Berpikir Vertikal. Suatu proses bergerak
selangkah demi selangkah menuju tujuan Anda, seolah-olah Anda sedang menaiki
tangga.
Berpikir Lateral. Melihat permasalahan
Anda dari beberapa sudut baru, seolah-olah melompat dari satu tangga ke tangga
lainnya.
Berpikir Kritis. Berlatih atau
memasukkan penilaian atau evaluasi yang cermat, seperti menilai kelayakan suatu
gagasan atau produk.
Berpikir Analitis. Suatu proses
memecahkan masalah atau gagasan Anda menjadi bagian-bagian. Menguji setiap bagian untuk melihat bagaimana
bagian tersebut saling cocok satu sama lain, dan mengeksplorasi bagaimana
bagian-bagian ini dapat dikombinasikan kembali dengan cara-cara baru.
Berpikir Strategis. Mengembangkan
strategi khusus untuk perencanaan dan arah operasi-operasi skala besar dengan
melihat proyek itu dari semua sudut yang mungkin.
Berpikir tentang Hasil. Meninjau tugas
dari perspektif solusi yang dikehendaki.
Berpikir Kreatif. Berpikir kreatif
adalah pemecahan masalah dengan menggunakan kombinasi dari semua proses.
C. Delapan Kecerdasan
Gardner
Gardner
dengan “Teori Multi Kecerdasan”
mengatakan bahwa, “IQ tidak boleh dianggap sebagai gambaran mutlak, suatu
entitas tunggal yang tetap yang bisa diukur dengan tes menggunakan pensil dan
kertas. Ungkapan yang tepat adalah
bukan seberapa cerdas Anda, tetapi bagaimana Anda menjadi cerdas”. (2002: 58)
Setiap orang memiliki beberapa tipe
kecerdasan. Gardner mendifinisikan
kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan
suatu produk yang bernilai dalam satu latar belakang budaya atau lebih. Dengan kata lain kecerdasan dapat bervariasi
menurut konteknya. Dalam bukunya Frames of Mind Gardner menawarkan delapan
jenis kecerdasan manusia, sebagai
berikut :
Kecerdasan Linguistik (Bahasa). Kemampuan membaca, menulis,dan berkomunikasi
dengan kata-kata atau bahasa. Contoh orang yang memiliki kecerdasan linguistic
adalah penuulis, jurnalis, penyair, orator, dan pelawak.
Kecerdasan Logis-Matematis. Kemampuan berpikir (bernalar)
dan menghitung, berpikir logis dan sistematis.
Ini adalah jenis keterampilan yang sangat dikembangkan pada diri
insinyur, ilmuwan, ekomon, akuntan, detektif, dan para anggota profesi hukum.
Kecerdasan Visual-Spasial. Kemampuan berpikir menggunakan gambar,
memvisualisasikan hasil masa depan.
Membayangkan berbagai hal pada mata pikiran Anda. Orang yang memiliki jenis kecerdasan ini
antara lain para arsitek, seniman, pemahat, pelaut , fotografer, dan perencara
strategis.
Kecerdasan Musikal. Kemampuan menggubah atau mencipta musik,
dapat menyanyi dengan baik, dapat memahami atau memainkan musik, serta menjaga
ritme. Ini adalah bakat yang dimiliki oleh
para musisi, composer, perekayasa rekaman
Kecerdasan Kinestik-Tubuh. Kemampuan menggunakan tubuh Anda secara
terampil untuk memecahkan masalah, menciptakan produk atau mengemukakan gagasan
dan emosi. Kemampuan ini dimiliki oleh para atlet, seniman tari atau akting
atau dalam bidang banguan atau konstruksi.
Kecerdasan Interpersonal (social).
Kemampuan bekerja secara efektif dengan
orang lain, berhubungan dengan orang lain dan memperlihatkan empati dan pengertian,
memeperhatikan motivasi dan tujuan mereka. Kecerdasan jenis ini biasanya dimiliki oleh para guru yang baik,
fasilitator, penyembuh, polisi, pemuka agama, dan waralaba.
Kecerdasan Intrapersonal. Kemampuan menganalis-diri dan merenungkan-diri, mampu merenung dalam
kesunyian dan menilai prestasi seseorang, meninjau perilaku seseorang dan
perasaan-perasaan terdalamnya, membuat rencana dan menyusun tujuan yang hendak
dicapai, mengenal benar diri sendiri.
Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh para filosof, penyuluh ,
pembimbing, dan banyak penampil puncak dalam setiap bidang.
Pada tahun 1996, Gardner memutuskan
untuk menambahkan satu jenis kecerdasan kedelapan (yaitu kecerdasan naturalis),
dan kendatipun banyak pendapat yang menentang, ada godaan untuk menambahkan
yang kesembilan, yaitu kecerdasan spiritual.
Kecerdasan Naturalis. Kemampuan mengenal flora dan fauna, melakukan
pemilahan-pemilahan runtut dalam dunia kealaman, dan menggunakan kemampuan ini
secara produktif- misalnya berburu, bertani, atau melakukan penelitian biologi.
Kecerdasan hanyalah sehimpunan
kemampuan dan keterampilan. Manusia dapat mengembangkan dan meningkatkan
kecerdasan dengan belajar menggunakan kemampuannya secara penuh.
Delapan kecerdasan yang dimiliki oleh
manusia ini mengungkapkan kepada kita bahwa ada “banyak jendela menuju satu
ruangan yang sama” di mana subjek-subjek pelajaran dapat didekati dari berbagai
prespektif. Dan ketika orang mampu menggunakan bentuk-bentuk
kecerdasan mereka yang paling kuat, mereka akan menemukan bahwa belajar itu
mudah dan menyenangkan.
D. Proses Kreatif
Kreativitas dalam perkembangannya
sangat sangat terkait dengan empat aspek, yaitu:
1. Aspek Pribadi
Ditinjau dari aspek
pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan
lingkungannya.
2. Aspek Pendorong
Ditinjau
dari aspek pendorong kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan
internal maupun eksternal dari lingkungan.
3. Aspek Proses
Ditinjau
sebagai proses, menurut Torrance (1988) kreativitas adalah proses merasakan dan
mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini,
menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya
lagi, dan akhirnya menyaipaikan hasil-hasilnya.
4. Aspek Produk
Definisi
produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas
adalah sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna.
Kreativitas
tidak timbul serta-merta, tetapi melalui proses. Proses kreatif menurut Bobbi De Porter & Mike Hernacki
(2001:301) dalam bukunya Quantum Learning
mengalir melalui lima tahap,
hatap-tahap tersebut sebagai berikut :
1. Persiapan = Mendifinisikan masalah, tujuan, atau tantangan.
2. Inkubasi = Mencerna fakta-fakta dan mengolahnya dalam pikiran.
3. Iluminasi = Mendesak
ke permukaan, gagasan-gagasan bermunculan.
4. Verifikasi = Memastikam
apakah solusi itu benar-benar memecahkan masalah.
5. Aplikasi = Mengambil
langkah-langkah untuk menindaklanjuti solusi tersebut
Proses Kreatif menurut David Cambell urutannya
sebagai berikut
1. Persiapan (preparation) : meletakan dasar, mempelajari latar belakang masalah, seluk beluk dan problematikanya. Meskipun
tidak semua ahli kreatif, namun kebanyakan pencipta adalah ahli. Terobosan gemilang dalam suatu bidang hampir
selalu dihasilkan oleh orang-orang yang sudah lama berkecimpung dan lama
berpikir dalam bidang itu. Persiapan
untuk kreativitas itu kebanyakan dilakukan
atas dasar “minat”. Kesuksesan orang-orang besar tercapai dan bertahan, bukan
oleh loncatan yang tiba-tiba, tetapi dengan usaha keras.
2. Konsentrasi (concentration): sepenuhnya memikirkan, masuk luluh, terserap dalam perkara yang
dihadapi. Orang-orang kreatif biasanya serius, perhatiannya tercurah dan
pikirannya terpusat pada hal yang mereka kerjakan. Tahap konsentrasi merupakan waktu pemusatan,
waktu menimbang-nimbang, waktu menguji, waktu awal untuk mencoba dan mengalami
gagal, trial dan error .
3. Inkubasi (incubation) : mengambil waktu untuk
meninggalkan perkara, istirahat, waktu santai. Sebuah busur tak dapat direntang
terus-menerus untuk jangka panjang tanpa bahaya patah. Maka kita perlu melarika
diri dari perkara yang sedang kita selesaikan, masalah yang hendak kita
pecahkan. Inkubasi merupakan saat di
mana sedikit demi sedikit kita bebaskan dari kerutinan berpikir, kebiasaan
bekerja, kelaziman pemakai cara.
4. Iluminasi : mendapatkan ide gagasan, pemecahan,
penyelesaian, cara kerja, jawaban baru Bagian paling nikmat dalam penciptaan,
tahap AHA! Ketika segalanya jelas, hubungan kaitan perkara gambling, dan
penerangan untuk pemecahan masalah, jawaban baru tiba-tiba tampak laksana
kilat. Reaksi keberhasilan itu biasanya
tidak hanya teras di batin, tetapi juga diungkapkan keluar secara fisik.
5. Verifikasi/
Produksi : memastikan apakah solusi itu benar-benar memecahkan masalah. Tahap AHA!, betapa pun memuaskan,
barulah merupakan akhir dari suatu awal.
Masih ada pekerjaan berat yang harus dikerjakan. Kalau sudah menemukan ide, gagasan,
pemecahan, penyelesaian, cara kerja baru, kita harus turun tangan
mewujudkannya. Kecakapan kerja merupakan
bagian penting dalam karya kreatif. Betapapun banyak ide, gagasan, ilham,
impian bagus-bagus yang ditemukan, jika tidak dapat diwujudkan, semuanya akan
lenyap bagai embun diterjang sinar matahari..
Maka orang kreatif harus memiliki kecakapan kerja baik secara pribadi
maupun kelompok.
Salah satu teori tradisional yang
sampai sekarang banyak dikutip ialah teori Wallas yang dikemukakan tahun 1926
dalam bukunya The art of Thought (Piirto,1992), yang mengatakan bahwa proses
kreatif meliputi empat tahap yaitu:
(1) persiapan, (2) inkubasi, (3) iluminasi,
(4) verifikasi.
Pada tahap pertama, seseorang
mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berpikir, mencari
jawaban, bertanya kepada orang, dan sebagainya.
Pada tahap kedua,
kegiatan mencari dan menghimpun data/ informasi tidak dilanjutkan. Tahap inkubasi ialah
tahap di mana individu seakan-akan melepaskan diri sementara dari masalah
tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi
“mengeramnya” dalam alam pra sadar.
Tahap iluminasi ialah tahap timbulnya “insght” atau”aha Erlebnis”,
saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-proses psikologis
yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru. Tahap verifikasi atau tahap evaluasi ialah
tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas. Di sini diperlukan pemikiran kritis dan
konvergen. Dengan perkataan lain, proses
divergen (pemikiran kreatif) harus diikuti oleh proses konvergensi (pemikiran
kritis).
E. Ciri-ciri Kreativitas
Setelah kita mengetahui tahap-tahap
bagaimana kreativitas tercipta, berikutnya kami akan uraikan bagaimana ciri-ciri
orang yang kreatif itu. Menurut David Cambell ciri-ciri kreativitas ada tiga
kategori:
1.
Ciri-ciri pokok: kunci untuk melahirkan
ide, gagasan, ilham, pemecahan, cara baru, penemuan.
2.
Ciri-ciri yang memungkinkan: yang
membuat mampu mempertahankan ide-ide kreatif, sekali sudah ditemuka tetap
hidup.
3.
Ciri-ciri sampingan: tidak langsung berhubungan dengan penciptaan atau menjaga
agar ide-ide yang sudah ditemukan tetap hidup, tetapi kerap mempegaruhi perilaku orang-orang
kreatif.
Ciri-ciri Kreativitas
Ciri-ciri Pokok
|
Ciri-ciri yang Memungkinkan
|
Ciri-ciri Sampingan
|
1.Brpikir dari segala arah (convergent thingking)
2.Berpikir ke segala arah (divergent thingking)
3.Fleksibilitas koseptual (kemampuan secara spontan mengganti cara
memandang,pendekatan, kerja yang tak jalan.
4.Orisinalitas (kemampuan menelorkan ide yang asli bahkan
mengejutkan)
5.Lebih menyukai kompleksitas daripada simplisitas
6.Latar belakang hidup yang merangsang (hidup dalam lingkungan yang
dapat menjadi contoh)
7.Kecakapan dalam banyak hal (multiple skills)
|
1.
Kemampuan untuk bekerja
keras.
2.
Berpikir mandiri
3.
Pantang menyerah
4.
Mampu berkomunikasi dengan
baik
5.
Lebih tertarik pada konsep
daripada detail (segi-segi kecil)
6.
Keinginan tahu intelektual.
7.
Kaya humor dan fantasi
8.
Tidak segera menolak ide atau
gagasan baru
9.
Arah hidup yang mantap
|
1. Tidak mengambil pusing apa yang dipikirkan orang lain.
2.
kekacauan psikologis
|
Reni Akbar Hawadi dalam bukunya Keberbakatan Intelektual menyebutkan
ciri-ciri kreativitas sebagai berikut :
1.
Memiliki rasa ingin tahu yang
mendalam
2.
Sering mengajukan pertanyaan
yang berbobot
3.
Memberikan banyak gagasan,
usul-usul terhadap suatu masalah
4.
Mampu menyatakan pendapat
secara spontan dan tidak malu-malu
5.
Mempunyai/ menghargai rasa
keindahan
6.
Menonjol dalam satu atau lebih
bidang studi
7.
Dapat mencari pemecahan masalah
dari berbagai segi
8.
Mempunyai rasa humor
9.
Mempunyai daya imajinasi
(misalnya memikirkan hal-hal yang baru dan tidak biasa)
10.
Mampu mengajukan pemikiran,
gagasan pemecahan masalah yang berbeda dengan orang lain (orisinil)
11.
Kelancaran dalam menghasilkan
bermacam-macam gagasan
12.
mampu menghadapi masalah dari
berbagai sudut pandangan
F. Kiat-kiat menjadi Kreatif
Kreativitas bisa dilakukan oleh siapa
saja yang mau. Menurut Colin Rose &
Malcolm J. Nichol (2002: 275) dalam
bukunya Accelerated Learning, “
Menjadi kreatif tidak hanya berpangku tangan menunggu kilatan ilham. Kreativitas menuntut banyak usaha keras dan
mensyaratkan persiapan matang.” Terlebih
sekarang banyak sekali orang yang menulis cara-cara untuk menjadi kreatif, baik
dalam bentuk literature, permainnan,
peta pemikiran, dll. Oleh karena itu,
pengembangan kreativitas dilakukan sejak usia dini, tinjauan dan
penelitian-penelitian tentang proses kreativitas, kondisi-kondisinya serta
cara-cara yang dapat memupuk, merangsang, dan mengembangkannya menjadi sangat
penting. Beberapa alasan mengapa
kreativitas perlu dipupuk sejak dini:
a.
Dengan berkreasi orang dapat
mewujudkan (mengkatualisasikan) dirinya, dan perwujudan/ aktualitas diri
merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia
(Maslow,1967). Kreativitas merupakan manifestasi
dari individu yang berfungsi sepenuhnya.
b.
Kreativitas atau berpikir
kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian
terhadap suatu masalah merupakan bentuk pemikiran yang sampai saat ini kurang
mendapat perhatian dalam pendidikan (Guilford,1967)
c.
Bersibuk diri secara kreatif
tidak hanya bermanfaat (bagi diri pribadi dan bagi lingkungan) tetapi juga
memberikan kepuasan kepada individu.
d.
Kreativitas memungkinkan
manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
Kiat-kiat untuk Memperoleh
Teknik-teknik Kreativitas menurut Bobbi
De Porter & Mike Hernacki (2001: 321) dalam bukunya Quantum Learning adalah sebagai berikut:
Ingatlah sukses-sukses Anda di masa lalu. Jika Anda pernah berhasil (dan setiap manusia pasti
pernah mengalami suatu waktu dalam hidupnya), Anda tahu tahu bahwa akan mampu
melakukannya lagi. berhasil melakukan sesuatu dalam hidupnya
Yakinlah ini dapat menjadi hari terobosan. Jalani hari Anda
dengan keyakinan bahwa sesuatu dapat terjadi untuk mengubah segalanya. Dengan cara itu, jika sesuatu benar-benar
muncul, maka Anda akan siap menerimanya.
Latihlah kreativitas Anda dengan permainan mental. Otak Anda,
seperti bagian tubuh lain Anda, berfungsi lebih lancar jika selalu dijaga dalam
keadaan prima. Inilah beberapa saran
untuk melakukannya:
·
Pikirkanlah penggunaan kembali
barang-barang lama!
·
Lihatlah kejadian sehari-hari,
dan susunan uraian kisah tentang peristiwa-peristiwa yang memunculkannya!
·
Isilah teka-teki silang dan
permainan-permainan kata lainnya!
·
Temukan peribahasa-peribahasa
yang dapat Anda gunakan untuk menjelaskan sesuatu kepada seseorang!
·
Pikirkanlah berbagai cara untuk
mengatakan hal yang sama!
·
Tontonlah acara televise dengan
mematikan suaranya, dan cobalah memperkirakan apa yang dikatakan orang dalam
acara itu!
·
Anda juga dapat mencoba salah
satu dari banyak permainan mental yang ada di toko-toko buku.
Ingat bahwa kegagalan membawa keberhasilan. Banyak ilmuwan
termasyur dunia bergelut dalam solusi=solusi gagal yang tak terhitung jumlahnya
sebelum menemukan satu yang berhasil.
Beranilah untuk mengam,bil risiko salah agar mencapai keberhasilan.
Raihlah impian dan fantasi Anda.
Sering kali mimpi dan fantasi merupakan
hasil dari pikiran bawah sadar Anda yang bekerja untuk mendapatkan solusi suatu
masalah. Berikan nilai untuk hal-hal
tersebut, walaupun semua itu tampak tidak berhubungan karena gagasan-gagasan
aneh dapat memunculkan solusi inovatif dan revolusioner.
Biarkan kesenangan memasuki kehidupan Anda. Bermainlah! Ini membuat sifat anak-anak dalam diri Anda
muncul dan memberikan wawasan segar.
Anda pun akan menjadi lebih kreatif jika kehidupan Anda seimbang antara
bekerja dan bermain.
Kumpulkan pengetahuan dari tempat lain. Ketika bekerja
dengan situasi yang menantang, lihatlah tempat-tempat lain dalam kehidupan Anda
dan cobalah untuk melihat kesamaan-kesamaannya.
Mungkin sesuatu yang berhasil untuk suatu jenis masalah dapat digunakan
untuk masalah yang sedang Anda hadapi saat ini.
Pandanglah situasi dari semua sisi.
Bayangkan diri Anda secara fisik berada di
bawah sedang menatap ke atas, dari atas melihat ke bawah, dari belakang melihat
ke depan, dari dalam melihat ke luar, dan dari sudut pandang semua pihak yang
terlibat. Hal ini membuat Anda mampu
melihat situasi tersebut dari jendela-jendela baru dan dapat memberikan wawasan
yang Anda butuhkan untuk pemecahan masalah secara kreatif.
Bersihkan pikiran Anda dari asumsi-asumsi. Asumsi dapat
menyembunyikan solusi. Pikiran yang
dibiarkan mengikuti aliran alamiahnya dapat menciptakan hal-hal baru yang
menakjubkan
Ubahlah posisi Anda sesering mungkin. Jika anda duduk
di belakang meja Anda, pergilah ke luar dan berbaringlah di atas rumput. Atau, jika Anda berada dalam ruang konferensi
di kantor, bertukartempatlah dengan orang lain atau berdirilah. Mungubah posisi Anda berarti mengubah
pandangan Anda terhadap berbagai hal, dan perubahan posisi mungkin akan
menghasilkan perubahan sikap mental.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan
makalah ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Kreativitas manusia melahirkan
pencipta besar yang mewarnai sejarah kehidupan umat manusia dengan karya-karya
spektakulernya.
2.
Kreativitas dahulu dianggap
sebagai ”anugrah yang ajaib”, yang hanya dimiliki oleh segelintir orang. Sekarang kita tahu bahwa kecerdasan merupakan
anugrah ajaib yang dimiliki semua orang.
Menguraikan kekuatan kecerdasan kreatif hanyalah masalah memahami
bagaimana melakukannya
3.
Kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya
nyata, baik dalam bentuk cirri-ciri aptitude
maupun non aptitude, baik dalam
karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu
relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
4.
Kreativitas bisa dimiliki semua
orang dengan membangun potensi kreatif dalam dirinya .
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar. 2004. Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power.
Jakarta: Arga.
Buzan, Tony. 2003.Head First. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Campbell, David.1986. Mengembangkan
Kreativitas. Yogyakarta: Kanisius.
Craft, Anna. 2000. Membangun
Kreativitas Anak. Depok: Inisiasi Press.
Dryden, Gordon dan Jeannette Vos.
2000. Revolusi Cara Belajar. Bandung
Kaifa.
Hawadi, Reni Akbar, R. Sihadi Darmo
Wihandjo, dan Mardi Wiyono. 2001.
Keberbakatan Intelektual. Jakarta: Grasindo
--------. 2001. Kreativitas.
Jakarta: Grasindo.
Munandar, Utami. 2002. Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Porter, Bobbi De dan Mike Hernacki.
2001. Quantum Learning. Bandung:
Kaifa.
Rose, Colin dan Malcolm J. Nicholl.
2002. Accelerated Learning. Bandung:
Nuansa.
Tim Redaksi.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
0 komentar:
Posting Komentar